Rabu, 31 Agustus 2016

BERBAGAI JENIS & ALTERNATIVE MODA PENGANGKUTAN GAS ALAM



BERBAGAI JENIS & ALTERNATIVE MODA PENGANGKUTAN GAS ALAM

DISAJIKAN OLEH;
Achmad Agung P, ST, MM

Abstract
Saya yakin kita semua sepakat untuk percaya bahwa Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam dan energi, termasuk di dalamnya adalah kekayaan akan sumber daya energi berupa gas alam. Dimana berdasarkan data dari Kemenrian ESDM di dalam bumi Indonesia saat ini terkandung total cadangan setidaknya sekitar 170 TSCF baik dari sumur-sumur yang sudah berproduksi maupun masih dalam bentuk potensi / tahap post eksplorasi. Namun demikian sayangnya tidak semua dari reserve (kandungan) tersebut terpusat di satu titik lokasi tertentu, sebagian besar dari reserve tersebut faktanya tersebar di seluruh bentang wilayah Republik Indonesia dari barat ke timur, tersebar di seluruh gugus-gugus kepulauan archipelago Indonesia dalam berbagai skala dan satuan volume kandungan, yang sayangnya lagi tidak semuanya memiliki skala keekonomisan yang cukup memadai untuk bisa dimanfaatkan dengan hanya menggunakan metoda konvensional biasa. Tentunya dibutuhkan suatu metoda khusus dengan inovasi teknologi tertentu untuk bisa memanfaatkannya lebih lanjut. Menambah kompleksitas permasalahan di sini adalah fakta bahwa sebagian besar reserve tersebut di atas berlokasi cukup jauh dari lokasi market di mana gas alam tersebut dibutuhkan atau dalam bahasa yang sederhana sumur gas terletak berjauhan (umumnya dipisahkan oleh lautan) dari lokasi industri dimana gas dibutuhkan. Untuk itu tentunya dibutuhkan suatu moda trasnportasi (pengangkutan) gas yang paling tepat guna yang mempu mendistribusikan gas dari daerah-daerah penghasil gas ke daerah-daerah yang membutuhkan gas pada skala keekonomisan yang paling menguntungkan, sehingga pada akhirnya gas alam yang dihasilkan oleh bumi Indonesia dapat dimanfaatkan lebih luas untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia.

GAS ALAM
Gas alam adalah produk yang dihasilkan oleh sumur-sumur minyak dan gas (hydrocarbon) dikedalaman bumi, karena sebagian besar kandungannya (90% lebih) adalah methane maka gas ini lebih banyak diasosiasikan sebagai gas methane atau dalam rumus kimianya dikenal dengan symbol CH4. Namun demikian faktanya di dalam gas ini juga terkandung dalam skala kecil berbagai komponen seperti ethane, butane, propone, nitrogen, oxygen, CO2, Sulphur, dan juga air. Secara umum property dari gas ini dapat dilihat pada table.1 dibawah ini.

           
Tabel.1 Tabel Property Gas Alam (Methane)

Pada era modern dewasa ini gas alam sudah banyak dikembangkan dan digunakan untuk sebagai alternative pemenuhan kebutuhan-kebutuhan diberbagai sector seperti tersebut di bawah ini;
1.      Sektor public dan domestic uses; di banyak masyarakat negara modern digunakan untuk berbagai kebutuhan pemanas dan memasak rumah tangga.
2.      Sektor Industri; banyak digunakan untuk aplikasi pembakaran/boiler dan pemanasan secara umum.
3.      Sektor Kelistrikan; banyak digunakan sebagai alternative pembangkit listrik.
4.      Sektor Transportasi; digunakan sebagai alternative bahan bakar automotive dan kendaraan bermotor secara umum.
5.      Sektor Petrokimia; berbagai bahan kimia contohnya methanol adalah produk turunan dari gas ini.
Secara umum keunggulan dari gas alam jika dibandingkan dengan jenis bahan bakar yang lain adalah;
a.       Relative paling efficient
b.      Relative paling aman dan tidak membahayakan dalam arti transparan, tidak berbau, tidak beracun, tidak bersifat corrosive, tidak bersifat explosive, titik nyala paling tinggi (sekitar 6000 C), dan  pada suhu kamar akan menguap dengan cepat.
c.       Paling ramah lingkungan, emisi gas buang paling rendah
d.      Relative lebih flexible
e.       Relative lebih murah dan ekonomis dibanding bahan bakar minyak
Gas ini sering disalahartikan atau disalahkaprahkan sama dengan LPG, faktanya sama sekali berbeda karena LPG komponen utamanya adalah Propane dan Buthane, adalah jenis produk gas petroleum turunan dari pemrosesan Gas alam lebih lanjut dan atau proses penyulingan minyak.

JENIS-JENIS PENGEMASAN (PENYIMPANAN)
& JENIS MODA TRANSPORT GAS ALAM

Secara umum jenis pengemasan dan pendistribusian gas alam dapat dibedakan ke dalam 4 (empat) kelompok methoda / treatment utama sbb;
1.      Gas dilarutkan dalam larutan cairan (mixture liquid)
2.      Gas dimampatkan (pressurized gas)
3.      Gas di cairkan (liquefied gas)
4.      Gas dibekukan sampai fase solid/padat (hydrated i.e NGH) – sangat mahal dan cenderung kurang ekonomis
Adapun jenis-jenis moda pengangkutan (transportasi) dari gas alam dapat di kelompokkan ke dalam beberapa moda utama sbb;
1.      Transport melalui jaringan pipa (pipanisasi)
2.      Transport dalam bentuk CNG (Compressed Natural Gas), yang kemudian dapat dibedakan lagi ke dalam jenis transportasi darat yakni trucking (dalam kemasan ISO tank container) dan atau jenis trasportasi laut yakni melalui tangka pemuatan kapal atau barge.
3.      Transport dalam bentuk LNG (Liquefied Natural Gas), yang kemudian sama halnya dengan CNG dapat dibedakan lagi ke dalam jenis transportasi darat yakni trucking (dalam kemasan ISO tank container) dan atau jenis trasportasi laut yakni melalui tangki pemuatan kapal atau barge.
Adapun karakteristik, keunggulan dan juga kelemahan dari masing-masing moda pengangkutan tersebut di atas dapat dijelaskan dengan menggunakan grafik (chart) seperti tampak dalam Figure.1 di bawah ini;
   
                          Figure.1 Grafik Perbandingan Moda Pengangkutan Gas Alam (Methane)

Penjelasan dari grafik tersebut dalam Figure.1 tersebut di atas dapat disimpulkan ke dalam bahasa sederhana, dimana moda transport melalui pipa akan lebih sesuai dan ekonomis untuk pengangkutan gas dalam skala/volume yang besar namun untuk jarak distribusi yang tidak terlalu jauh, sedangkan moda transport LNG akan lebih sesuai untuk pengangkutan gas dalam skala yang besar dan jarak distribusi yang jauh, lain lagi halnya dengan moda transport CNG yang lebih sesuai untuk pengangkutan gas dalam skala kecil dan menengah untuk jarak distribusi yang terbatas (tidak terlalu jauh, sebagian orang menyebut antara 300 – 2000 NM). Hal tersebut akan tergambarkan lebih jelas dalam Tabel.2 sebagai berikut di bawah ini;

                    
   Tabel.2 Tabel Perbandingan Moda Pengangkutan Gas Alam (Methane)

Seperti disebutkan dalam tabel 2 di atas, perlu diperhatikan adanya tambahan-tambahan investasi berupa pengadaan infrastructure tambahan berupa compression & decompression station pada CNG (atau biasa juga di sebut mother-daughter station) dan Liquefaction & Re-gasification plant pada LNG yang pada akhirnya akan juga menentukan tingkat keekonomisan secara keseluruhan konfigurasi logistic dari masing-masing pilihan moda transportasi tersebut (biasa disebut juga chain i.e LNG Chain & CNG Chain), sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam Tabel.3 tersebut di bawah ini;

                     
   Tabel.3 Tabel Perbandingan Nilai Investasi antara pilihan Moda Transport LNG & CNG

Sebagai kesimpulan dapat di sampaikan bahwa Banyak hal yang dapat mempengaruhi keputusan apakah suatu pengiriman gas alam sebagai sumber energi akan dikirim melalui dalam bentuk gas (pipeline, CNG), atau cair (LNG), atau mungkin dalam bentuk padat (NGH). Masalah jarak dan volum natural gas yang diangkut tetap menjadi faktor utama yang mempengaruhi tingkat keekonomisan dalam hal pilihan metoda pengirimannya.
Pada kajian kali ini kita tidak akan mengupas lebih jauh mengenai pilihan moda transport melalui pipa dikarenakan cukup jelas untuk transportasi gas dalam volume yang besar namun hanya melibatkan jarak distribusi yang tidak terlalu jauh (lokal), terlebih lagi yang bisa dijangkau dalam daratan yang sama (tidak harus melewati sungai dan atau laut) tentunya pilihan transport melalui pipa diyakini yang paling tepat dan tentunya juga paling ekonomis. Namun demikian semua itu bukan berarti tanpa tantangan dan challenges, berikut ini secara singkat akan disampaikan jenis-jenis tantangan/challenges untuk typical project pipanisasi sbb;
-          Di darat ; Issue social cost berkaitan proses pembebasan lahan, AMDAL (UKL/UPL), countute permukaan tanah yang tidak stabil, perlintasan hunian, penguatan pondasi pipa, perizinan yang complex, dll
-          Di laut ; Issue kedalaman minimum, clearance minimum dari permukaan air, armoring dan pemberatan, counture sea-bed yang tidak stabil, perizinan koordinat jalur pipa, potensi gangguan jangkar kapal, nelayan, kapal kandas, dll 
Faktor lain yang perlu dilihat juga adalah tingkat keekonomisan dari sistem secara keseluruhan, atau dikenal dengan istilah chain, jadi dalam LNG dikenal istilah LNG chain, atau dalam CNG ya CNG chain.

CNG-LNG VALUE CHAINS
& PERBANDINGAN DIANTARA KEDUANYA

Gambaran secara umum value chain dari moda pengangkutan CNG & LNG secara end to end dari source ke market/end consumer adalah seperti digambarkan dalam diagram seperti terlihat pada Figure.2  di bawah ini;

                            
Figure.2 LNG-CNG Value chains 

Jika kita perhatikan lebih mendalam diagram diatas, maka kita akan dapat ketahui karakteristik dari masing-masing value chain tersebut, termasuk gambaran mengenai keunggulan dan kelemahan dari masing-masing pilihan valud chain tersebut.
Lebih jauh dalam Tabel.4 di bawah ini akan digambarkan perbandingan secara umum antara pilihan moda transport CNG dan LNG.

                              
   Tabel.4 Tabel Perbandingan Karakteristik antara pilihan Moda Transport LNG & CNG

Berangkat dari penjelasan tabel di atas berikut di bawah ini adalah keunggulan komparatif CNG di bandingkan dengan LNG;
1.      Mampu menjangkau cadangan gas stranded yang terisolasi (di area remote) – karena tidak membutuhkan throughput / volume distribusi yang besar.
2.      Sebagian besar investasi (capital) ada pada kapal dan teknologinya, dan bukan pada infrastructure pendukungnya, dengan demikian berarti lebih flexible dan mengurangi factor resiko oleh karena itu pula relatively lebih cepat dapat diimplementasikan.
Sebaliknya berikut ini akan disampaikan pula secara singkat, keunggulan komparatif LNG terhadap CNG;
1.      Mampu menjangkau lokasi market dengan jarak distribusi yang jauh, dan mampu menghandle volume distribusi yang besar dalam sekali jalan.
2.      Untuk volume distribusi yang sama mampu membawa dan mendistribusikan lebih banyak gas dalam satuan unit energy, karena perbandingan volumenya adalah 1:600, sementara CNG cuma 1:200.
3.      Faktor safety yang sudah proven dan perkembangan technologinya yang sudah mature.
Seperti yang sudah pernah disampaikan pada pembahasan sebelumnya, bahwa memahami keseluruhan rangkaian value chain dan juga melihat tingkat keekonomisan (value chain) nya, adalah juga merupakan faktor yang turut menentukan dalam menentukan pilihan atas moda transportasi yang paling tepat.

GOVERNING RULES & CODES  

Berikut ini adalah list dari applicable Rules / Regulations & Codes yang mengatur kapal-kapal gas baik LNG maupun CNG;
1.      Code for existing ships carrying liquefied gases in bulk
2.      Code for construction and equipment of ship carrying liquefied gases in bulk (imo resolution a 328) and IMO res a 329
3.      IGC/GC code for construction and equipment of ships carrying gases in bulk
4.      MSC 93/May 2014 – Amendments to MARPOL Annex I.Ch.4 applied for IGC/GC Code.
5.      U.S. Maritime Transport Security Act of 2002, Promotes delivery of CNG to offshore gas ports
6.      USCG developing rules for Offshore Gas Ports
7.      NPC Natural Gas Study, CNG supply Est. 1-2 Bcf/d to US by 2014
8.      MMS/Industry conducting DWGOM stranded gas study
9.      US NFPA 56 b – for safety and fire protection
10.  IMO FSA requirements, MSC 72/16
11.  KYOTO protocol on anti-flaring regulation
12.  NFPA 59A, BS EN 1473, dan CFR 49 part 193
13.  ISPS Code, OCIMF & SIGTTO


KESIMPULAN

Faktor-faktor yang sangat menentukan dan harus dipertimbangkan dalam pemilihan moda transportasi yang paling tepat adalah sbb;

1.      Jumlah atau ukuran volume gas yang akan didistribusikan
2.      Jarak antara lokasi source dan lokasi market (end-user)
3.      Tingkat keekonomian seluruh konfigurasi value-chain nya

Dari segi perbandingan volum, LNG masih tetap juaranya. Jika natural gas dalam bentuk LNG, perbandingan volumnya 600:1, sedangkan CNG sekitar 200:1 (tergantung tekanan operasinya), kalau NHG sekitar 150:1. Jadi dengan ukuran storage vessel yang sama, vessel LNG bisa memuat dan mengirim lebih banyak gas.
Pada akhirnya dengan pemilihan moda transportasi yang paling tepat sekaligus paling ekonomis, maka pemanfaatan sumber daya energi yang terkandung di bumi Indonesia untuk kemaslahatan dan kemakmuran masyarakat Indonesia yang lebih luas sesuai tuntunan dan amanat pasal 33, ayat 3 UUD 1945 dapat selalu ditingkatkan.
Semoga bermanfaat,
Jakarta, Agustus 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar